Malang Resmi Jadi Kota Kreatif Dunia di Bidang Media Arts Kolaborasi dan Inovasi Terus Dinanti
medianews.web.id Kabar membanggakan datang dari Indonesia. Kota Malang kini resmi menyandang status sebagai Kota Kreatif Dunia UNESCO di bidang Media Arts.
Penetapan ini diumumkan oleh Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, dalam ajang internasional yang menyoroti perkembangan kota di dunia.
Keputusan tersebut menempatkan Malang sejajar dengan sejumlah kota besar dunia yang lebih dulu dikenal lewat inovasi seni dan teknologi digital.
Dengan capaian ini, Malang menjadi kota pertama di Jawa Timur yang masuk ke dalam UNESCO Creative Cities Network (UCCN), sebuah jaringan global kota-kota kreatif dari berbagai negara.
Pengakuan ini bukan sekadar prestasi simbolis, melainkan pengakuan atas ekosistem seni media yang tumbuh pesat di kota berpenduduk hampir satu juta jiwa tersebut.
Makna Besar di Balik Pengakuan UNESCO
Menurut Dewan Pembina Insan Sinema Malang Raya, Novin Farid Setyo Wibowo, bidang Media Arts memiliki makna yang luas.
Istilah ini mencakup segala bentuk seni yang menggunakan teknologi sebagai medium ekspresi — mulai dari animasi, desain digital, sinema, hingga interaksi audio-visual.
“Media Arts bukan hanya soal teknologi, tapi tentang bagaimana seni dan inovasi digital memengaruhi peradaban. Malang memiliki semangat itu,” kata Novin.
Ia menjelaskan, praktik seni media di Malang tumbuh dari bawah, dimulai oleh komunitas kreatif, akademisi, hingga para pelaku industri lokal.
Kini, semangat kolaborasi itu diakui dunia sebagai bagian dari transformasi budaya dan ekonomi kreatif Indonesia.
Ekosistem Kreatif yang Terus Berkembang
Selama beberapa tahun terakhir, Malang berkembang menjadi pusat kegiatan kreatif di Jawa Timur.
Kota ini dikenal memiliki banyak komunitas seni visual, rumah produksi film, studio animasi, hingga ruang kreatif independen.
Beragam festival seperti pameran seni digital, pertunjukan video mapping, dan workshop animasi kerap digelar di berbagai titik kota.
Kegiatan ini memperlihatkan bagaimana teknologi dan kreativitas dapat bersatu membentuk ruang baru untuk ekspresi.
Keberhasilan tersebut tak lepas dari dukungan akademisi dan pelajar dari berbagai kampus ternama di Malang.
Universitas seperti Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, dan Institut Asia berperan besar dalam melahirkan talenta muda di bidang desain, film, dan teknologi digital.
Pemerintah daerah juga ikut berkontribusi dengan membangun infrastruktur kreatif, termasuk pusat Creative Hub dan fasilitas publik berbasis seni.
Langkah ini menjadi pondasi kuat yang akhirnya membawa Malang menuju pengakuan UNESCO.
Kolaborasi Jadi Kunci Keberlanjutan
Pengakuan dunia ini bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab besar.
Malang kini dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan statusnya sebagai kota kreatif yang relevan dan produktif.
Novin menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, baik antara seniman, pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat.
Menurutnya, kolaborasi adalah kunci agar ekosistem kreatif tetap hidup dan menghasilkan dampak nyata bagi warga kota.
“UNESCO menilai bukan hanya hasil karya, tapi juga keberlanjutan sistem yang dibangun. Malang harus memastikan kolaborasi ini berjalan terus,” ujarnya.
Ia juga berharap komunitas kreatif tidak berjalan sendiri, tetapi terhubung dengan kebijakan pemerintah yang mendukung inovasi.
Dengan kerja sama yang baik, kota ini bisa menjadi model pengembangan seni media di Asia Tenggara.
Tanggung Jawab dan Peluang Baru
Status sebagai kota kreatif dunia membuka peluang besar bagi Malang.
Selain meningkatkan reputasi internasional, keanggotaan dalam jaringan UCCN memberi akses ke berbagai program global.
Kota-kota dalam jaringan ini dapat berkolaborasi dalam proyek lintas budaya, pertukaran seniman, dan riset kreatif.
Namun, pengakuan ini juga membawa tanggung jawab besar.
UNESCO akan terus memantau dan menilai konsistensi kota anggota dalam mendukung kreativitas dan pembangunan berkelanjutan.
Pemerintah Kota Malang sendiri berkomitmen untuk menjaga momentum tersebut.
Langkah strategis akan difokuskan pada peningkatan infrastruktur digital, pemberdayaan kreator muda, dan perluasan kerja sama internasional.
Peran Generasi Muda dan Pendidikan
Salah satu kekuatan utama Malang ada pada generasi mudanya.
Mereka menjadi motor penggerak di balik berbagai proyek kreatif yang kini dikenal luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Banyak pelajar dan mahasiswa yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi film pendek, animasi, hingga konten digital.
Beberapa karya bahkan berhasil menembus festival film dan pameran internasional.
Sekolah dan universitas di Malang kini mulai menyesuaikan kurikulum agar selaras dengan kebutuhan industri kreatif modern.
Program inkubasi dan pelatihan keterampilan digital semakin sering dilakukan untuk menyiapkan tenaga profesional yang kompeten.
Harapan untuk Masa Depan Kota Kreatif
Status baru ini diharapkan tidak berhenti pada seremoni.
Warga Malang ingin melihat dampak nyata dari pengakuan UNESCO dalam kehidupan sehari-hari — baik dari segi ekonomi, budaya, maupun lingkungan.
Banyak pihak berharap pemerintah daerah memperkuat dukungan terhadap event budaya dan membuka lebih banyak ruang publik untuk pameran seni digital.
Selain itu, investasi di bidang teknologi kreatif juga perlu diperluas agar pelaku industri lokal bisa berkembang tanpa harus pindah ke kota besar lain.
“Malang punya karakter unik. Kota ini bisa menjadi contoh bagaimana budaya lokal dan inovasi digital berjalan berdampingan,” ujar Novin menutup pernyataannya.
Kesimpulan
Pengakuan UNESCO terhadap Kota Malang sebagai Kota Kreatif Dunia di Bidang Media Arts menjadi tonggak bersejarah bagi Indonesia.
Capaian ini membuktikan bahwa kreativitas anak bangsa mampu bersaing di tingkat global.
Tantangan selanjutnya adalah menjaga konsistensi dan memperluas kolaborasi lintas sektor.
Dengan dukungan seluruh elemen masyarakat, Malang berpeluang menjadi kota yang tidak hanya kreatif, tetapi juga berpengaruh dalam peta seni media dunia.

Cek Juga Artikel Dari Platform kalbarnews.web.id
