Temuan Sidik Jari di Lakban Kasus Diplomat Arya Daru, Kuasa Hukum Ungkap Fakta Baru
medianews.web.id Kasus meninggalnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan, terus menyisakan tanda tanya besar di publik. Perkembangan terbaru dari pihak keluarga memperlihatkan adanya temuan menarik yang kembali memunculkan diskusi soal penyebab pasti kematiannya. Kuasa hukum keluarga Arya menyampaikan bahwa terdapat empat sidik jari yang ditemukan pada lakban yang menutupi bagian muka korban. Informasi ini membuka babak baru dalam pembahasan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada diplomat muda tersebut.
Kuasa hukum keluarga, Martin Lukas Simanjuntak, mengungkapkan bahwa temuan itu diperoleh setelah tim meminta klarifikasi lebih jauh mengenai hasil pemeriksaan forensik. Sebelumnya, kepolisian menyebut tidak ditemukan DNA lain selain milik Arya. Namun dalam penjelasan lanjutan, terungkap bahwa pemeriksaan sidik jari menghasilkan temuan yang lebih kompleks.
Menurut Martin, pihak keluarga merasa perlu mengetahui detail dari setiap hasil pemeriksaan yang dilakukan, terutama karena kasus ini menyangkut kejanggalan yang sejak awal menjadi sorotan. Temuan sidik jari ini menambah daftar pertanyaan yang perlu dijawab secara transparan oleh aparat penegak hukum.
Empat Sidik Jari di Lakban: Detail Temuan yang Mengundang Tanya
Informasi mengenai empat sidik jari ini menjadi perhatian utama dalam pernyataan kuasa hukum. Berdasarkan pemaparan Martin, polisi memastikan bahwa sidik jari tersebut memang ditemukan pada permukaan lakban yang digunakan untuk menutupi wajah Arya. Namun, dari total empat sidik jari, hanya satu yang layak diperiksa.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sidik jari yang memenuhi kriteria identifikasi itu adalah milik Arya sendiri. Adapun tiga sidik jari lainnya tidak dapat diidentifikasi lebih lanjut. Penyebab ketidaklayakan dapat beragam, misalnya karena jejaknya terlalu samar, tidak utuh, atau terkontaminasi.
Namun, temuan empat sidik jari itu tetap menimbulkan tanda tanya. Keluarga mempertanyakan mengapa hanya satu sidik jari yang diperiksa secara detail, sementara keberadaan sidik jari lainnya tidak dijelaskan secara lebih mendalam. Bagi keluarga, hal ini penting untuk menentukan apakah ada pihak lain yang terlibat atau apakah lakban itu sepenuhnya digunakan oleh korban sendiri.
Versi Kepolisian dan Upaya Memperjelas Fakta
Kepolisian menyatakan bahwa hasil sementara tidak menunjukkan keberadaan DNA selain milik Arya. Hal ini menjadi dasar awal yang dipakai polisi untuk menyimpulkan bahwa tidak ditemukan indikasi kuat mengenai keterlibatan orang lain.
Meski demikian, kehadiran sidik jari yang tidak teridentifikasi memunculkan kebutuhan akan penjelasan lanjutan. Sementara itu, polisi menilai bahwa sidik jari yang tidak layak diperiksa belum dapat dijadikan bahan analisis yang valid. Ketika jejak sidik jari tidak memenuhi standar identifikasi, maka pemeriksaan lanjutan dapat menghasilkan interpretasi yang tidak akurat.
Namun bagi keluarga, segala bentuk indikasi yang berkaitan dengan kematian Arya harus dibahas secara transparan, termasuk potensi adanya kontak fisik dengan pihak lain. Poin ini menjadi dasar mengapa kuasa hukum meminta informasi tambahan mengenai teknis di balik pemeriksaan sidik jari tersebut.
Upaya Keluarga Mendorong Investigasi Lebih Mendalam
Keluarga Arya Daru sejak awal menginginkan penyelidikan yang benar-benar tuntas. Mereka berharap bahwa setiap temuan, sekecil apa pun, dapat dijelaskan secara menyeluruh agar tidak ada ruang bagi spekulasi. Bagi keluarga, kejelasan merupakan satu-satunya cara untuk memastikan keadilan terhadap apa yang menimpa putra mereka.
Kuasa hukum keluarga menilai bahwa kehadiran beberapa sidik jari pada lakban harus dilihat sebagai fakta penting. Meski sidik jari yang dapat diverifikasi hanya milik Arya, keberadaan jejak lain tetap menjadi poin investigasi. Mereka juga meminta kepolisian menjelaskan kemungkinan sumber jejak tersebut, termasuk apakah berasal dari proses pembuatan lakban, staf toko yang menjualnya, atau individu lain yang bersentuhan dengan benda tersebut sebelum digunakan.
Langkah ini bukan bertujuan mengarahkan tuduhan, melainkan memastikan bahwa semua aspek telah diperiksa dengan benar.
Kebutuhan Transparansi dalam Kasus Publik
Kasus-kasus misterius seperti kematian diplomat sering kali memicu perhatian masyarakat. Publik berharap setiap proses investigasi dapat dilakukan secara profesional dan transparan. Kebenaran forensik memegang peranan penting agar penyebab kematian dapat ditetapkan tanpa menyisakan keraguan.
Temuan sidik jari di lakban menjadi contoh bagaimana satu detail dapat mengubah arah diskusi. Meskipun kepolisian sudah memberi penjelasan, keluarga merasa bahwa kondisi ini masih belum cukup untuk menggambarkan situasi secara lengkap. Mereka ingin memastikan bahwa tidak ada informasi yang terlewat atau ditutup-tutupi.
Penting bagi aparat untuk terus menjalin komunikasi terbuka dengan keluarga sehingga seluruh proses dapat berjalan objektif dan terpercaya. Semakin terbuka investigasi dilakukan, semakin kecil kemungkinan munculnya kesalahpahaman atau spekulasi liar di masyarakat.
Kesimpulan: Kasus yang Masih Perlu Penguatan Fakta
Kematian Arya Daru Pangayunan masih menyisakan langkah panjang menuju titik terang. Temuan empat sidik jari di lakban menjadi bagian dari puzzle yang harus disusun secara memperhatikan semua detail. Meskipun hanya satu sidik jari yang dapat diperiksa dan ternyata milik korban sendiri, keberadaan jejak lainnya tetap relevan.
Keluarga berharap aparat penegak hukum melanjutkan penyelidikan secara hati-hati, profesional, dan terbuka. Dengan investigasi menyeluruh, publik juga dapat mengetahui fakta sebenarnya tanpa menyisakan tanya.

Cek Juga Artikel Dari Platform baliutama.web.id
