Workshop Seru Warnai Hari Kedua Local Media Summit 2025
medianews – Hari kedua gelaran Local Media Summit (LMS) 2025 berlangsung penuh semangat dengan serangkaian workshop interaktif yang melibatkan ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Acara tahunan yang digagas oleh Masyarakat Jurnalis Indonesia (MJI) ini menjadi wadah penting bagi para pegiat media lokal untuk berbagi pengalaman, belajar strategi digital terbaru, dan memperkuat kolaborasi antarredaksi.
1. Antusiasme Peserta Penuhi Sesi Pagi
Sejak pagi, area konferensi di Taman Budaya Yogyakarta sudah ramai dipadati peserta. Suasana penuh energi tampak ketika sesi pertama dimulai dengan topik “Jurnalisme Lokal di Era AI dan Disinformasi.” Dalam sesi ini, para pembicara menekankan pentingnya adaptasi media daerah terhadap teknologi kecerdasan buatan tanpa kehilangan nilai-nilai jurnalistik.
“AI bisa jadi alat bantu, tapi intuisi manusia tetap yang utama dalam mencari kebenaran,” ujar salah satu panelis, menegaskan peran etika di tengah modernisasi media.
2. Pelatihan Digital Storytelling dan Visualisasi Data
Workshop berikutnya menarik perhatian banyak peserta muda. Sesi bertajuk “Digital Storytelling untuk Media Lokal” membahas cara memadukan data, narasi, dan visual agar berita lebih menarik bagi pembaca daring.
Peserta tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkan pembuatan infografik sederhana dan konten media sosial berbasis data lokal. “Kami ingin media daerah bisa bersaing di dunia digital tanpa kehilangan akar lokalitasnya,” kata fasilitator workshop.
3. Kolaborasi Media dan Komunitas, Kunci Keberlanjutan
Sesi siang hari mengangkat tema “Membangun Kepercayaan Publik Lewat Kolaborasi”. Beberapa perwakilan media komunitas dari Sulawesi, Kalimantan, dan Nusa Tenggara berbagi kisah sukses mereka menjalin kerja sama dengan masyarakat desa, lembaga adat, hingga kelompok muda.
Dari diskusi itu muncul kesimpulan bahwa media lokal yang aktif berkolaborasi cenderung lebih dipercaya publik dan lebih tahan menghadapi tekanan ekonomi. “Media tidak bisa hidup sendiri. Kekuatan kami ada di masyarakat yang kami layani,” ujar salah satu peserta dari Ambon.
4. Inovasi Bisnis Media di Tengah Krisis Iklan
Di tengah tantangan pendapatan iklan digital yang menurun, sesi “Strategi Monetisasi Kreatif untuk Media Lokal” menjadi salah satu yang paling ditunggu. Beberapa media berbagi praktik baik seperti pengembangan membership, crowdfunding, dan kolaborasi dengan UMKM daerah.
“Pendapatan iklan bukan lagi satu-satunya jalan. Kini media harus berpikir sebagai ekosistem yang memproduksi nilai,” jelas pembicara dari salah satu startup media sosial nasional.
5. Generasi Muda dan Masa Depan Jurnalisme Lokal
Workshop penutup hari kedua menghadirkan perbincangan inspiratif bersama sejumlah mahasiswa dan jurnalis muda. Mereka menekankan pentingnya regenerasi di industri media, terutama di daerah-daerah yang kekurangan tenaga jurnalis terlatih.
“Kami ingin jurnalisme lokal terus hidup, bukan sekadar jadi arsip. Anak muda perlu tahu bahwa menjadi jurnalis itu bisa relevan, keren, dan berdampak,” ungkap seorang peserta dari komunitas pers mahasiswa.
Penutup
Hari kedua Local Media Summit 2025 bukan hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga bukti nyata bahwa semangat media lokal masih menyala di tengah derasnya arus digitalisasi. Dengan kolaborasi, inovasi, dan dukungan generasi muda, jurnalisme daerah diharapkan mampu terus bertumbuh — tidak hanya sebagai pengabar berita, tetapi juga sebagai penjaga kepercayaan publik di akar rumput.
